Kebutuhan akan ruang gerak untuk beraktifitas memaksa manusia untuk membangun infrastrukturnya. Kebutuhan akan lahan kosong seakan-akan tidak memungkinkan untuk dipenuhi karena jumlah lahan yang terbatas sementara jumlah manusia yang terus bertambah. Oleh karena itulah pembangunan vertikal ke atas merupakan salah satu solusi dari masalah diatas yang paling masuk akal. Ceiling Brick atau Keraton(Keramik Beton) datang sebagai alternatif dari penggunaan Dek Konvensional tebal yang boros (terdiri dari batu , semen , pasir dan tulangan besi saja) . Dengan menggunakan bahan komposit tanah liat yang ramah lingkungan dan rajutan tulang besi,Ceiling Brick memiliki kekuatan yang cukup untuk menopang beban ratusan kilogram per meter perseginya.
Ide pembuatan Ceiling Brick ini bermula pada tahun 1991 , dimana seorang Insinyur teknik yang bernama Ir.Judadi S mengharapkan sebuah pembangunan perumahan bertingkat yang cepat dalam instalasinya untuk rakyat ,yang tidak hanya murah namun memiliki karakteristik yang sama dengan loteng pada umumnya. Akhirnya
(dengan bantuan teknis dari Jerman)
diciptakanlah sebuah produk yang terbuat dari bahan yang melimpah di alam yang diproses sedemikian rupa sehingga dihasilkan produk plat lantai yang memiliki kekuatan yang hampir menyamai lantai susunan beton semen dan besi konvensional.
Setelah melalui proses uji kekuatan yang ketat tahun 2000 bulan November di PUSTEKIM , produk ini di luluskan dan mendapatkan penghargaan pada REI-EXPO. Hasilnya cukup menakjubkan, Ceiling Brick mampu menopang hingga 1 ton beban per meter perseginya, dengan rangkaian besi 10 mm dan 8 mm.